KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produksi karet tahun 2018 diprediksi mengalami penurunan sebesar 10 % yakni 2,4 juta ton dibandingkan tahu 2017 yakni 2,7 juta ton. Penurunan terus terjadi akibat harga global yang terus turun di pasar global. Akibatnya petani terus merugi.
"Beberapa sebab juga karena tingkatan harga yang juga cukup tertekan di pasar intrnasional, dan petani melihat secara ekonomis sangat berat," kata Ketua Umum Gabungan Pengusaha Karet Indonesia (Gapkindo) Moenardji Soedargo kepada KONTAN, Minggu (11/11).
Penurunan produksi ini terjadi sudah sejak satu tahun yang lalu semenjak harga pasar terus turun. Adapun harga karet saat ini US$ 1.300 per ton sampai US$ 1.350 per ton ini secara tidak langsung merugikan petani karet.
Menurut Lukman Zakaria, Ketua Asosiasi Petani Karet, saat ini petani karet tidak menikmati keuntungan dari kenaikan dollar di kisaran level Rp 15.000. Justru hal yang memprihatinkan adalah turunnya harga karet global membuat petani mau tak mau tetap menjalankan produksinya meskipun merugi.
"Dampak dollar mahal itu tidak dinikmati oleh petani. Kalau dolar Rp 15.000 seharusnya harga karet itu sudah Rp 10.000 per kg di tingkat petani, tapi enggak ada perubahan, padahal dulu petani menikmati kenaikan dollar," ungkapnya.
Saat ini harga karet di tingkat petani antara Rp 5.000 hingga Rp 6.000 per kg. Zakaria berharap kedepannya pemerintah bisa memperhatikan kesejahteraan petani karet dengan membatasi kebijakan ekspor barang jadi khususnya komoditi karet. Hal ini guna meningkatkan nilai tambah petani karet dan mampu menentukan harga jual sendiri.
Namun Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian mengklaim bahwa eatimasi produksi karet tahun 2018 adalah 3,77 juta ton, sedangkan data sementara tahun 2017 sebesar 3,62 juta ton.
Dari tahun 2016 produksi karet terus mengalami kenaikan, hanya saja sempat turun di tahun 2014 sebesar yakni 3,15 juta ton dibandingkan tahun 2013 yaitu sebesar 3,23 juta ton.
Secara nasional luas perkebunan karet terus bertambah, tahun 2013 luas area perkebunan karet adalah 3,55 juta ha. Tahun 2018 ini naik sebesar 3,67 juta ha dibanding tahun 2017 yakni 3,65 juta ha.
Produktivitas perkebunan karet juga turut mengalami kenaikan tahun ini menjadi 1.207 kg per ha dibandingkan tahun lalu yakni 1.188 kg per ha.
Editor: Sanny Cicilia
Editor: Sanny Cicilia
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Petani karet tak ikut nikmati penguatan dollar"
Posting Komentar