KONTAN.CO.ID - LONDON. Harga minyak dunia ditutup dengan penurunan pada perdagangan Kamis (23/11). Pasar melihat pasokan minyak berlimpah di pasar, terutama dari rekor produksi di Amerika Serikat, sementara tim OPEC dikhawatirkan hanya akan menyetujui pemangkasan yang sangat terbatas untuk mengatasi masalah pelemahan harga minyak.
Harga minyak Brent di pasar Eropa turun 96 sen ke level US$ 62,52 per barel, setelah sempat jatuh lebih dari US$ 1 di awal perdagangan. Sedangkan harga minyak AS West Texas Intermediate (WTI) turun 78 sen ke level US$ 53,85 per barel, juga sebelumnya sempat melemah lebih dari US$ 1.
Perdagangan minyak terbatas kemarin karena ada libur pasar Thanksgiving di AS.
Analis UBS Giovanni Staunovo mengatakan, harga minyak sempat menahan penurunan karena tertolong oleh pelemahan dollar AS. Ini menyebabkan harga komoditas lebih murah. "Pendorong harga lainnya mungkin dari ekspor Iran," katanya.
Ekspor Iran mulai turun ratusan ribu barel per hari, yang memperlihatkan pembelinya mulai menjaga jarak sejak berlakunya sanksi AS terhadap Iran di awal November lalu.
Tetapi, harga minyak mentah dunia tetap mendapat tekanan mengingat cadangan minyak AS memanjak 4,9 juta barel dalam sepekan menjadi 446,91 juta barel akhir pekan lalu. Energy Information Administration (EIA) mengatakan, pasokan tersebut merupakan yang tertinggi sejak Desember 2017. Sedangkan produksi minyak AS bertahan di rekor tertinggi 11,7 juta barel per hari.
"Pertanyaannya, bagaimana sikap OPEC? Apakah mereka akan memangkas pasokan? Berapa banyak?" kata Tamas Varga, analyst di perusahaan broker PVM, seperti dikutip Reuters.
The Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) berencana bertemu pada 6 Desember mendatang. Negara penggerak harga minyak ini tengah mempertimbangkan pemangkasan produksi untuk mengangkat harga.
Editor: Sanny Cicilia
Editor: Sanny Cicilia
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Harga minyak tetap merosot meski dollar melemah"
Posting Komentar