JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah (IKM) Kementerian Perindustrian Gati Wibawaningsih mengatakan, periode Januari-Oktober 2018, nilai pengapalan produk mebel dan kerajinan kayu nasional mencapai 1,4 miliar dollar AS. Hal ini naik 4,83 persen dari periode yang sama di tahun 2017.
Menurut Gati, industri furnitur mempunyai peranan strategis dalam memacu pertumbuhan ekonomi Indonesia, salah satunya melalui kinerja ekspor.
“Industri furnitur termasuk yang mengalami catatan positif pada neraca perdagangannya. Di Oktober 2018, sektor ini mencatatkan surplus sebesar 99,1 juta dollar AS,” ujar dia dalam keterangan resmi di lama Kementerian Perindustrian, Jumat (30/11/2018).
Baca juga: Kemenperin Targetkan Ekspor Mebel 2018 Capai 2 Miliar Dollar AS
Selain berorientasi ekspor, industri furnitur juga merupakan sektor padat karya. Hingga saat ini, jumlah sektor ini sebanyak 160.000 unit usaha dengan menyerap tenaga kerja lebih dari 480 ribu orang.
“Kami bertekad untuk terus memacu pertumbuhan dan pengembangan industri yang banyak digeluti pelaku IKM ini agar semakin berdaya saing global,” tutur Gati.
Guna mencapai sasaran tersebut, beberapa langkah yang dilakukan Kemenperin antara lain melalui program bimbingan teknis produksi, sertifikasi Standar Kompetensi Kerja Standar Nasional Indonesia (SKKNI), restrukturisasi mesin dan peralatan, fasilitasi perpanjangan sertifikasi legalitas kayu, serta menjalankan kegiatan promosi.
“Salah satu bentuk upaya menggenjot pemasaran yang efektif, Rabu kemarin kami membuka lagi pameran Obral Mebel di Rumah Kriya Banjarsari,” ujar Gati.
Baca juga: Ekspor Mebel dan Furniture Jepara Mencapai 150 Juta Dollar AS
Sebelumnya, Kemenperin menggelar agenda serupa pada 4-6 Mei 2018 dengan membukukan nilai transaksi penjualan sebesar Rp 490 juta.
“Para peserta yang terlibat adalah pelaku IKM furnitur yang tergabung di dalam Komunitas Industri Mebel dan Kerajinan Solo Raya (KIMKAS). Kegiatan itu juga didukung oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Tengah, Kadin Surakarta, dan Pemerintah Kota Surakarta,” paparnya.
Gati berharap, melalui ajang tersebut, para peserta pameran dapat meraup keuntungan dari penjualan serta menambah pelanggan dan jaringan mitra usahanya.
“Jumlah pesertanya terus meningkat dan desain produk yang ditampilkan juga mengikuti tren pasar dunia. Bahkan, yang menariknya, mereka menawarkan diskon yang lebih besar,” ungkapnya.
Direktur IKM Pangan, Barang dari Kayu, dan Furnitur Kemenperin Sri Yunianti juga mengungkapkan, pada acara pembukaan Obral Mebel kemarin, pihaknya juga menyerahkan secara simbolis kepada delapan IKM di wilayah Solo Raya yang bergerak pada kelompok komoditi pangan, barang dari kayu dan furnitur.
Mereka yang menerima program restrukturisasi mesin dan peralatan tahun 2018 itu adalah CV Yudhistira, Timur Canephora, PT Jati Unggul Putra, UD Rivalve Furnitur, Roti Borobudur, PT Indo Tropikal Group, CV Ribka Furnitur, dan PT Pindi Mulya Abadi dengan total nilai Rp 867,1 juta.
Baca juga: Menurut Mendag, Ini Kunci Tingkatkan Ekspor Furnitur
Kemenperin mencatat, sepanjang tahun 2014-2017, jumlah penerima program restrukturisasi mesin dan peralatan sebanyak 379 IKM dengan total nilai reimburse mencapai Rp 42,306 miliiar.
“Melalui program tersebut, mereka merasakan sangat terbantukhususnya dalam segi pembiayaan. Kami melihat, terjadi peningkatan produktivitas dari para pelaku IKM furnitur dan produknya juga lebih kompetitifbaik di pasar domestik maupun ekspor,” tandas Sri.
Read Again Vroh https://ekonomi.kompas.com/read/2018/11/30/185507126/menperin-ekspor-mebel-dan-kerajinan-ri-tembus-14-miliar-dollar-as
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Menperin: Ekspor Mebel dan Kerajinan RI Tembus 1,4 Miliar Dollar AS - KOMPAS.com"
Posting Komentar