KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pelaku pasar kembali memburu dollar Amerika Serikat (AS) ketimbang yen Jepang, di tengah ekspektasi kelanjutan penguatan ekonomi AS dan kenaikan bunganya.
Berdasarkan data Bloomberg, pasangan USD/JPY menguat 0,25% ke level 114,13. Meskipun sempat jatuh, mata uang Paman Sam kembali unjuk gigi.
Analis Global Kapital Investama, Alwi Assegaf mengatakan, ada beberapa faktor yang memicu penguatan dollar terhadap mata uang yen.
Di tengah turbulensi politik di Eropa, investor lebih suka mengoleksi dollar AS dibanding yen. Hal ini karena pasar melihat bahwa pergerakan perekonomian Amerika membaik karena beberapa kebijakan pemerintahnya.
Tak hanya itu, menurut Alwi, perbedaan antara kebijakan bank sentral Amerika, yaitu antara Federal Reserve dengan Bank of Japan (BOJ) membuat dollar lebih dilirik investor. Selisih bunga lebih menarik karena bunga The Fed diyakini akan naik menjadi 2,5%, dibandingkan Bank of Japan yang masih minus 0,1%.
“Dan The Fed sendiri masih berencana menaikkan suku bunga lagi akhir tahun ini dan tahun mendatang. Sementara BOJ menerapkan kebijakan yang cukup longgar dan lebih lama dalam hal kenaikan suku bunga. Malahan dari rapat BOJ menurunkan target inflasinya,” katanya kepada KONTAN, Selasa (13/11).
Faktor lainnya yaitu pertemuan Amerika dan China yang membahas prospek perang dagang yang akan berakhir. Alwi menyebut Perdana Menteri China, Li Keqiang yang menyatakan keinginan untuk meningkatkan perdagangan bebas melalui meja perundingan, menjadi sentimen yang positif terhadap pergerakan mata uang dollar.
“Dari media cetak di China sendiri juga mengabarkan bahwa Wakil Perdana Menteri China akan mengunjungi Amerika untuk negosiasi dagang. Ini membuat dollar pun terangkat,” ucap Alwi.
Dengan berbagai faktor tersebut, Alwi meyakini bahwa yen sebagai safe haven currency akan berkurang permintaannya. Ia pun memproyeksi bahwa pergerakan mata uang dollar akan semakin naik terhadap yen.
Secara teknikal, Alwi melihat harga mata uang dollar bergerak diatas moving average (MA) 55 dan MA 10. Secara tren harga, ini baik dalam jangka pendek dan jangka menengah, dan USD tetap bullish.
Kemudian dari indikator oscillatornya menunjukkan sinyal overbought, karena stochastic berada di level 89 sampai 90. Dimana area ini menunjukkan kondisi jenuh beli. Kemudian dari indikator RSI mendekati sinyal overbought di level 63 yang memungkinkan terjadinya koreksi. Selain itu, indikator MACD masih positif, di mana histogramnya bergerak bullish diatas nol.
Untuk itu, Alwy merekomendasikan sell on strength untuk pasangan USD/JPY esok hari.
Sementara akhir tahun Alwy merekomendasikan beli.
Editor: Sanny Cicilia
Editor: Sanny Cicilia
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Bunga The Fed dorong dollar AS unjuk gigi terhadap yen Jepang"
Posting Komentar