Search

Produsen Tempe dan Tahu Mengadu ke Mendag soal Dampak Kenaikan Dollar

JAKARTA, KOMPAS.com - Perwakilan produsen tempe dan tahu di Semanan, Kalideres, Jakarta Barat mengadu ke Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita terkait kenaikan dollar AS yang hampir menyentuh angka Rp 15.000, Rabu (19/9/2018).

Mereka menilai, kenaikan dollar AS berdampak pada harga bahan baku dan bahan penunjang usahanya. 

"Saya mengharapkan bisa swasembada kedelai. Itu salah satu harapan kami, pengrajin tahu-tempe agar tidak bergantung dari bahan baku yang diimpor 100 persen," kata Suparman, pengrajin tahu dan tempe di Semanan dalam diskusi bersama Enggartiasto, Rabu.

Suparman pun berharap, harga kedelai yang merupakan bahan pokok tempe bisa lebih murah lagi.

Saat ini, kata dia, harga kedelai mencapai Rp 7.500 per kilogram. 

"Kalau bisa lebih murah lagi dan terjangkau akan menjadi semangat pengrajin tahu tempe di sini," kata dia. 

Baca juga: Soal Tempe Setipis Kartu ATM, Mendag Mengaku Ditelepon Jokowi

Aji, produsen tahu dan tempe lainnya, mengatakan bahwa kenaikan harga yang dirasa akibat nilai dollar yang meningkat tak hanya berdampak pada bahan pokok.

Bahan pendukung dalam usahanya juga mengalami kenaikan harga. 

"Enggak hanya kedelai tetapi juga bahan pendukung lainnya. Ada plastik, biaya listrik, bayar jasa dan lainnya," kata Aji.

Mendengar keluhan para pedagang tersebut, Enggar menjawab bahwa impor kedelai tidak melalui izin kementerian yang dipimpinnya.

Impor kedelai, kata dia, dilakukan importir langsung. Ia pun mengaku kenal para importir dan sudah menyampaikan agar tidak menaikkan harga bahan baku tempe dan tahu itu. 

"Saya hubungi mereka (importir) 'Tolong jangan naik (harga bahan baku)' dan mereka mengikuti. Kita sedang berupaya mendorong swasembada kedelai, dulu saja kita bisa kok," kata Enggar.

Sementara itu, terkait kenaikan dollar, ia mengatakan, itu bergantung dari harga beli di Amerika. Hal tersebut pun dimanfaatkan pengusaha untuk bisa mendapatkan harga yang diinginkan.

"Kami akan atur mekanismenya soal naik dollar itu agar bisa mendapatkan dollar itu turun," kata dia. 

Baca juga: Rupiah Lemah, Produsen Tempe: Kalau Mau Belanja Kedelai Selalu Deg-degan...

Adapun pabrik Semanan merupakan kompleks rumah usaha tahu-tempe terbesar di Jakata yang dibangun sejak 1979. 

Di sana, ada 1.400 kepala keluarga yang menjadi pengrajin tempe-tahu. Luas lahan kawasan itu lebih kurang 12,5 hektar. Dalam sehari, satu KK bisa memproduksi hingga 400 kuintal kedelai. 


Let's block ads! (Why?)

Read Again Vroh https://megapolitan.kompas.com/read/2018/09/19/21105711/produsen-tempe-dan-tahu-mengadu-ke-mendag-soal-dampak-kenaikan-dollar

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Produsen Tempe dan Tahu Mengadu ke Mendag soal Dampak Kenaikan Dollar"

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.