Laporan Reporter Kontan, Ghina Ghaliya Quddus
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nilai tukar rupiah kembali melemah pada hari ini, Selasa (8/5/2018).
Data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), kurs rupiah hari ini ada di level Rp 14.036 per dollar AS, melemah dari hari sebelumnya yang masih di bawah Rp 14.000 per dollar AS, yaitu Rp 13.956 per dollar AS.
Berdasarkan data Bloomberg, kurs rupiah ada di level Rp 14.043 per dollar AS pada pukul 12.08 WIB.
Pergerakan ini cukup jauh dari asumsi kurs rupiah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018 yang dipatok sebesar Rp 13.400 per dollar AS.
Meski demikian, Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemkeu) Suahasil Nazara mengaku tak khawatir dengan pergerakan rupiah.
"Enggak (khawatir). Kalau dari sisi APBN kan sudah berkali-kali disampaikan, yang namanya asumsi kurs buat APBN itu bersifat indikatif," kata Suahasil saat ditemui di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Selasa (8/5/2018).
Iia mengatakan, pelemahan kurs rupiah justru membuat penerimaan bertambah, khususnya dari penerimaan migas.
Baca: Jadi Sasaran Gugatan Class Action Dua Pihak di Indonesia, Facebook Pilih Diam
Meski belanja negara juga bertambah karena pelemahan kurs meningkatkan anggaran subsidi, tapi tak lebih tinggi dari penerimaan.
"Kalau net antara pengeluaran dan penerimaan maka efeknya masih lebih tinggi penerimaannya. Jadi kalau dari sisi pengelolaan APBN, tidak ada hal yang mengkhawatirkan," tambah Suahasil.
Meski demikian, pihaknya tetap mencermati pergerakan kurs dampaknya ke perekonomian, bukan hanya APBN.
Misalnya, dampak ke inflasi dan kondisi masyarakat. Tapi pemerintah masih optimistis, inflasi sepanjang 2018 akan mencapai target 3,5%.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Rupiah Tembus Rp 14.000 Per dollar AS, Kementerian Keuangan Tetap Pede Angka Parameter APBN"
Posting Komentar