JAKARTA, KOMPAS.com—Perum Bulog menjadi salah satu instansi yang terdampak pelemahan rupiah pada hari-hari ini. Melemahnya nilai tukar rupiah berdampak terutama pada aktivitas impor oleh Bulog. Lalu apa langkah perusahaan ini?
"Ada potensi kami harus bayar rupiah lebih untuk lunasi kewajiban impor dalam dollar AS," ujar Direktur Pengadaan Perum Bulog Andrianto Wahyu Adi kepada Kompas.com, Rabu (16/5/2018).
Pada Rabu, kurs di pasar spot ditutup pada level Rp 14.097 per dollar AS. Adapun Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah pada posisi Rp 14.094 per dollar AS.
Baca juga: Jokowi: Dibanding Negara Lain, Rupiah Lebih Baik
Meski begitu, lanjut Andrianto, Bulog sudah mengantisipasi fluktuasi rupiah ini. Dia menyebutnya sebagai bagian dari mitigasi risiko, yaitu menerapkan transaksi forward.
"Kami sudah terapkan hedging dengan membeli forward dollar AS," kata Andrianto.
Mekanisme pembelian ini memberikan kesempatan untuk mendapatkan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS pada masa mendatang berdasarkan kurs pada saat pembelian sebelumnya.
Baca juga: Siang Ini, Rupiah Tembus Rp 14.100, IHSG Terkoreksi 1,3 Persen
Merujuk Bloomberg, perdagangan di pasar spot sempat menempatkan rupiah ke posisi Rp 14.109 per dollar AS selepas jeda makan siang, dengan koreksi tipis menjelang penutupan pasar. Sebelumnya, pasar spot dibuka dengan kurs Rp 14.070 per dollar AS.
Read Again Vroh https://ekonomi.kompas.com/read/2018/05/16/192043626/hedging-langkah-pilihan-bulog-hadapi-dampak-pelemahan-dollar-as
Bagikan Berita Ini
0 Response to ""Hedging", Langkah Pilihan Bulog Hadapi Dampak Pelemahan Dollar AS"
Posting Komentar