"Kami sudah bertemu Pak Menteri Arief Yahya. Kami sudah jelaskan kondisi yang terjadi di Bali. Beliau sangat memahami dan semua sejalan. Tidak ada yang perlu diperdebatkan," jelas Cok Ace seperti dikutip dari keterangan tertulis, Rabu (19/12).
Beberapa hal yang dibahas di antaranya, soal toko suvenir langganan wisman China yang melanggar peraturan akan ditindak. Sebaliknya, yang tidak menabrak aturan dipersilakan beroperasi.
"Kami bersama Pak Menpar sama-sama setuju," jelasnya.
Perlakuan yang sama pun dilakukan pada pelaku usaha pariwisata dari semua negara yang memiliki hubungan perdagangan dan diplomasi. Oleh karena itu, menurutnya tidak relevan mempertentangkan soal buka-tutup toko suvenir untuk melayani pasar China ini.
Selanjutnya yang kedua, Cok Ace mengatakan bersama Arief, ia tidak ingin suasana bisnis pariwisata di Bali terganggu karena gaduh. Seolah-olah terjadi pertentangan dahsyat antara pemerintah pusat dan Provinsi Bali. Seakan tidak kompak, tidak sejalan, dan bahkan saling melempar kesalahan.
"Kami juga sepakat untuk menjaga iklim usaha pariwisata di Bali tetap terjaga kondusif," paparnya.
Cok Ace juga setuju bahwa pariwisata adalah industri yang sangat akrab dengan suasana keramahtamahan dan pelayanan. Oleh karena itu, cara menangani pelanggannya pun harus menggunakan cara yang baik, santun, dan menjaga adat istiadat ketimuran.
"Saya bertemu Pak Menpar Arief Yahya atas tugas dari Pak Gubernur Wayan Koster. Jadi, saya sudah sampaikan semuanya terkait kondisi di Bali kepada Menpar Arief Yahya. Beliau juga paham dan sangat mengerti," katanya.
Kemudian yang ketiga, lanjut Cok Ace, pihaknya akan berhati-hati dan menjaga kondusivitas industri pariwisata Bali sebagai destinasi terbaik dunia. Menurut Cok Ace, Arief meminta agar Bali lebih teduh ketika memberikan keterangan di media agar tidak menciptakan kesan gaduh dan polemik berkepanjangan.
"Pak Menteri pada intinya sepakat. Namun hanya mengingatkan tidak perlu membangun polemik yang terlalu keras, apalagi di era digital yang bisa berpotensi viral termasuk di China. Kondisi Bali harus dijaga agar tetap adem demi pariwisata," sebutnya.
Dirinya juga menjelaskan bahwa Arief sangat khawatir dengan situasi Bali belakangan ini. Kalau soal legalitas, sudah sama persepsinya.
"Tapi kalau polemik itu dipicu oleh persaingan usaha, persaingan bisnis maka sebaiknya kita harus bersatu. Karena pasti ada yang tidak happy jika pariwisata Indonesia maju. Suasana polemik itu bisa dimanfaatkan oleh pihak lain, destinasi negara lain yang berusaha mengambil keuntungan," katanya.
Hal tersebut jadi perhatian karena Arief terus memantau angka kunjungan wisman China ke Bali. Pada Oktober 2018, wisman masih di kisaran 200 ribu sebulan, memasuki November 2018, jatuh 50 persen hingga tinggal 100 ribu.
Sementara, bencana gempa sudah lewat dan saat bertemu para pelaku bisnis pariwisata di Beijing Minggu lalu, polemik itulah yang selalu ditanyakan media di China. (mle/egp)
Read Again Vroh https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20181219143842-269-354904/wagub-bali-dan-menpar-bahas-zero-dollar-tourBagikan Berita Ini
0 Response to "Wagub Bali dan Menpar Bahas Zero Dollar Tour - CNN Indonesia"
Posting Komentar