JAKARTA, KOMPAS.com - Nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) Kamis (8/3/2018) ditutup melemah 0,41 persen dibandingkan hari sebelumnya menjadi Rp 13.816 per dollar AS. Ini merupakan level terendah rupiah sejak Januari 2016.
Sementara, kurs tengah Bank Indonesia (BI) mencatat valuasi mata uang Garuda berada pada level Rp 13.774 per dollar AS atau melemah 0,08% dibandingkan hari sebelumnya.
Mengutip Kontan.co.id, analis Monex Investindo Putu Agus Prasuanmitra berpendapat, rupiah masih mendapat tekanan utama dari eksternal.
Pertama, pasar masih terus mengantisipasi kenaikan suku bungan acuan The Federal Reserve.
Kedua, masih ada kecemasan terhadap kebijakan tarif impor AS yang dapat memicu perang dagang global. Ketegangan akan teredam jika AS berhasil mencapai kesepakatan Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara ( NAFTA).
"Ada wacana Presiden Trump bakal mencabut tarif impor jika proposal NAFTA yang baru disetujui. Kalau ini terjadi, rupiah bisa mendapat sentimen positif," ujarnya.
Putu menilai, pada perdagangan Jumat besok rupiah berpotensi menguat. Hal ini mengingat kemungkinan besar Bank Indonesia akan melakukan intervensi untuk menjaga kestabilan nilai tukar.
Namun demikian, pasar juga tengah menanti data tenaga kerja non-farm payroll AS yang akan dirilis besok Jumat (9/3/2018). Proyeksinya, angka non farm payroll akan naik menjadi 201.000.
Putu memprediksi, rupiah bergerak dalam rentang Rp 13.750 sampai Rp 13.830 per dollar AS.
Berita ini diambil dari Kontan.co.id dengan judul: Setelah sentuh level Rp 13.800 per dollar AS, rupiah bisa menguat besok
Read Again Vroh https://ekonomi.kompas.com/read/2018/03/08/185410126/rupiah-sentuh-rp-13800-per-dollar-as
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Rupiah Sentuh Rp 13.800 per Dollar AS"
Posting Komentar