Cermati.com, Jakarta – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS memasuki tahun 2020 ini bikin sumringah, karena penguatannya yang signifikan. Setelah terpuruk cukup dalam dua tahun terakhir di level Rp14 ribuan, bahkan sempat menyentuh Rp15 ribuan jelang akhir 2018.
Kini, berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia (BI) menunjukkan nilai tukar rupiah terus berangsur-angsur menguat sejak pekan terakhir di penghujung 2019.
Jika ditelusuri dari data kurs tengah BI tersebut, pada 18 Desember 2019 rupiah masih berada di level Rp14.007 per dolar AS, kemudian menguat di hari berikutnya ke angka Rp13.983/USD.
Dari posisi tersebut, nilai tukar rupiah terus merangkak naik pantang menyerah ke posisi Rp13.654 pada 20 Januari 2020.
Lalu, bagaimana peluang penguatan nilai tukar rupiah ini ke depannya? Masihkah akan terus menguat? Jika dolar terus murah, apakah kini saatnya beli dolar AS? Sebelum itu, simak ulasan Cermati.com berikut ini.
Pergerakan Rupiah dari Desember 2019 hingga Januari 2020
Kurs rupiah-dolar AS
Berikut pergerakan nilai tukar rupiah terhadap mata uang dolar AS berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia (JISDOR) sejak akhir tahun lalu hingga wal tahun ini.
Pergerakan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar AS |
|||||
Tahun |
Bulan |
Tanggal |
Nilai Tukar Dolar AS |
Nilai Tukar Rupiah |
|
2019 |
Desember |
2 |
1 USD |
14.122 |
|
3 |
14.130 |
||||
4 |
14.125 |
||||
5 |
14.094 |
||||
6 |
14.037 |
||||
9 |
14.021 |
||||
10 |
14.004 |
||||
11 |
14.025 |
||||
12 |
14.042 |
||||
13 |
13.982 |
||||
16 |
14.004 |
||||
17 |
14.018 |
||||
18 |
14.007 |
||||
19 |
13.983 |
||||
20 |
13.993 |
||||
23 |
13.978 |
||||
26 |
13.982 |
||||
27 |
13.956 |
||||
30 |
13.945 |
||||
31 |
13.901 |
||||
2020 |
Januari |
2 |
1 USD |
13.895 |
|
3 |
13.899 |
||||
6 |
13.961 |
||||
7 |
13.919 |
||||
8 |
13.934 |
||||
9 |
13.860 |
||||
10 |
13.812 |
||||
13 |
13.708 |
||||
14 |
13.654 |
||||
15 |
13.706 |
||||
16 |
13.658 |
||||
17 |
13.648 |
||||
20 |
13.654 |
Baca Juga: Peringati Hari Oeang, Begini Cara Nyata Mencintai Rupiah
Apa yang Membuat Rupiah Menguat?
Kelapa sawit adalah satu komoditas ekspor Indonesia
Ada akibat, pasti ada sebab, entah itu baik maupun buruk. Tak terkecuali dengan penguatan nilai tukar rupiah terhadap mata uang dolar AS dalam beberapa pekan terakhir ini. Lalu, apa pemicu atau yang membuat nilai tukar ini kembali perkasa?
Seperti dikutip dari CNBC Indonesia yang melansir data Refinitiv, sejak awal tahun hingga 18 Januari 2020, nilai tukar rupiah menguat 2,26%. Penguatan itu membawa rupiah bergerak ke level Rp13.630 per dolar AS, dari sebelumnya masih ditransaksikan di angka Rp13.880 per dolar AS pada Desember 2019.
Menurut Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Piter Abdullah, penguatan rupiah ini dipengaruhi oleh kondisi positif dari luar negeri maupun dalam negeri, yakni harga-harga komoditas ekspor Indonesia seperti minyak sawit mentah (CPO) membaik, dan negosiasi perdagangan antara AS dengan China juga bagus.
“Ada faktor pendorong dari global terkait kondisi likuiditas yang longgar dan sejumlah kebijakan yang diinisiasi pemerintah tahun ini, yakni Omnibus Law,” sebut Piter seperti dilansir dari CNBC Indonesia.
Baca Juga: Hal Penting Redenominasi Rupiah yang Wajib Anda Ketahui
Apakah Waktunya Beli Dolar AS?
Ilustrasi beli dolar AS
Sudah bukan rahasia lagi bila banyak orang cari cuan dari jual beli atau investasi dalam valuta asing. Artinya, orang berbondong-bondong jual dolar AS saat rupiah melemah dan sebaliknya, beli dolar AS ketika rupiah menguat karena dollar jadi murah.
Tak lain dan tak bukan, peluang tersebut selalu saja tak terlewatkan bagi mereka yang membidik investasi dalam mata uang asing, khususnya dolar AS. Jika beli saat murah, artinya jumlah investasi di valas ini makin banyak, dan ketika menjual dolar saat mahal, maka keuntungan yang diraup makin besar.
Lalu, apakah penguatan rupiah atau pelemahan dolar AS kali ini bisa jadi ajang waktunya menambah investasi valas dengan membeli dolar AS?
Masih seperti dikutip dari CNBC Indonesia yang melansir Reuters, Bank Indonesia tampaknya masih mengizinkan rupiah terus menguat. Hal ini tersirat dari pernyataan Deputi Gubernur BI, Budi Waluyo, yang mengatakan bahwa penguatan nilai tukar rupiah ini tidak otomatis membuat daya saing produk Indonesia di pasar ekspor tergerus.
Menurutnya, penguatan nilai tukar rupiah ini akan membantu menurunkan biaya, sehingga eksportir akan lebih lebih efisien, terutama bagi perusahaan ekspor yang memiliki utang dalam valas.
Jika BI sebagai otoritas moneter memberikan sinyal masih memperbolehkan rupiah melanjutkan penguatan, artinya masih ada peluang rupiah untuk terapresiasi terhadap dolar AS.
Tak heran bila Ekonom Bahana Sekuritas, Putera Satria Sambijantoro, memperkirakan rupiah masih akan terus menguat, karena saat ini rupiah bisa dibilang masih terlalu murah (undervalued). Menurut dia, saat ini rupiah baru mengimpaskan sebagian pelemahan yang pernah begitu parah sampai menyentuh Rp15.217 per USD pada Oktober 2018.
“Model yang dikembangkan Bahana TWC Investment Management memperkirakan rupiah bisa menguat ke Rp13.125 per USD atau bahkan Rp13.024 per USD seiring perbaikan harga komoditas dan kondisi pasar keuangan negara-negara berkembang,” tulis Satria dalam risetnya seperti dikutip dari CNBC Indonesia.
Apakah Investasi Anda dalam Valas?
Ilustrasi investasi dalam bentuk deposito
Tentu saja, menabung sama juga dengan investasi. Dari penjelasan di atas, jika Anda memiliki investasi dalam valuta asing atau mata uang dolar AS, tentunya Anda bisa memutuskan apa yang hendak dilakukan dalam investasi tersebut. Apakah mau membeli mata uang dolar AS lagi mumpung harganya muai turun guna menambah jumlah investasi?
Atau menahan diri dulu untuk saat ini dan akan membeli dollar nanti saja karena ada kemungkinan rupiah masih akan terus menguat. Tentu saja, keputusan ada di tangan Anda. Tapi yang terpenting adalah teruslah mengikuti kabar terkini seputar nilai tukar ini.
Baca Juga: 7 Usaha Ini Makin Diuntungkan karena Pelemahan Rupiah
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Kembali Perkasa, Rupiah Menguat ke Rp13 Ribuan. Waktunya Beli ‘Dollar’? - Republika Online"
Posting Komentar