Search

Saat Negara-negara Kaya Minyak Kehilangan Pendapatan 9 Triliun Dollar AS - Kompas.com - KOMPAS.com

KOMPAS.com - Negara-negara penghasil minyak dan gas kehilangan pendapatan hingga 9 triliun dollar AS karena dunia mempercepat transisi ke energi terbarukan.

Hal ini membebani negara-negara yang lebih miskin tapi kaya sumber daya, sehingga risiko terlantarnya aset-aset semakin meningkat, menurut sebuah analisis.

Melansir AFP, Kamis (11/2/2021), lebih dari 400 juta orang tinggal di negara-negara yang terkena dampak paling parah, dengan pendapatan pemerintah turun setidaknya 20 persen.

Baca juga: Saat Negara Kaya Minyak Kehabisan Uang...

Pengawas industri Carbon Tracker menilai, hal tersebut berakibat pada berkurangnya layanan publik dan jumlah pengangguran meningkat.

Separuh dari mereka yang akan terkena dampak tinggal di Nigeria, negara dengan penurunan pendapatan minyak sebesar 70 persen atau sepertiga dari pendapatan negara.

Karena energi terbarukan seperti angin dan matahari menjadi lebih murah daripada bahan bakar fosil, negara-negara penghasil minyak secara kolektif berisiko mengalami kerugian 13 triliun dollar AS pada 2040.

Baca juga: Benarkah Anak Miskin Cenderung Tetap Miskin Ketika Dewasa?

Pemborosan modal

Laporan tersebut memperingatkan bahwa pemerintah perlu bertindak sekarang untuk mengurangi ketergantungan pada pendapatan minyak dan gas.

Jika tidak, mereka akan menghadapi risiko pemborosan modal dan proyek infrastruktur yang usang.

Kepala Iklim, Energi, dan Industri di Carbon Tracker Andrew Grant mengatakan, pengumuman net-zero baru-baru ini telah menambah dorongan untuk beralih dari energi yang sangat berpolusi.

"Jelas untuk tempat-tempat tertentu di dunia akan ada trade-off," kata dia.

"Berpikir tentang negara-negara penghasil bahan bakar fosil yang bergantung pada pendapatan bahan bakar fosil untuk menyeimbangkan anggaran mereka, mereka harus menghadapi tantangan. Ini benar-benar masalah kapan, bukan apakah," sambungnya.

Baca juga: 10 Negara Termiskin di Dunia, Semua dari Benua Afrika, Mana Saja?

Analisis tersebut menemukan bahwa tujuh negara, termasuk Angola dan Azerbaijan, dapat kehilangan setidaknya 40 persen dari total pendapatan pemerintah pada 2040.

Hal itu akan terjadi jika minyak gagal menahan harganya pada tingkat perkiraan OPEC jangka panjang sebesar 60 per barel.

Menurut studi itu, Nigeria, Arab Saudi, Kuwait, dan Irak termasuk di antara 12 negara yang bisa kehilangan antara 20-40 persen dari pendapatan negara.

Sementara Rusia, Meksiko, dan Iran berpotensi kehilangan antara 10-20 persen.

Baca juga: Kasus Covid-19 di Benua Afrika Relatif Rendah, Kenapa?

Perubahan iklim

Kesepakatan Iklim Paris 2015 memerintahkan negara-negara untuk bekerja membatasi kenaikan suhu menjadi "jauh di bawah" dua derajat Celcius.

Di bawah kerangka kerja yang diratifikasi dalam perjanjian itu, negara dan bisnis yang lebih kaya diharapkan menyediakan 100 miliar dollar AS setiap tahun ke negara-negara paling rentan terhadap perubahan iklim.

Separuh dari uang itu dimaksudkan untuk membantu negara-negara tersebut agar bisa beradaptasi dengan pemanasan global.

Baca juga: Fenomena Hujan Salju di Gurun Sahara, Keempat Kalinya Sepanjang Sejarah

Analisis tersebut mengatakan, negara-negara dapat dibantu untuk melakukan transisi dengan pendanaan untuk bantuan teknis serta reformasi peraturan dan pajak untuk meredam guncangan ekonomi dari bahan bakar fosil.

Menunjuk ke kerusuhan sosial yang disebabkan oleh keputusan pemerintah untuk menurunkan subsidi minyak dan gas, Grant meminta negara agar meningkatkan pesan mereka.

"Ini tentang memastikan orang sadar akan peluang, bukan hanya biayanya," imbuhnya.

Baca juga: 10 Negara dengan Cadangan Minyak Terbesar di Dunia, Mana Saja?

KOMPAS.com/SILMI NURUL UTAMI Proses distilasi minyak Bumi

Let's block ads! (Why?)

Read Again Vroh https://www.kompas.com/tren/read/2021/02/11/193100765/saat-negara-negara-kaya-minyak-kehilangan-pendapatan-9-triliun-dollar-as?page=all

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Saat Negara-negara Kaya Minyak Kehilangan Pendapatan 9 Triliun Dollar AS - Kompas.com - KOMPAS.com"

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.