JAKARTA, KOMPAS.com - Harga minyak mentah dunia terpantau naik pada perdagangan, Senin (21/3/2022), melanjutkan penguatan sejak akhir pekan lalu.
Mengutip data Bloomberg pada pukul 09.50 WIB, harga minyak mentah berjangka Brent naik 2,76 persen menjadi 110,69 dollar AS per barrel, sementara harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS naik 3,15 persen menjadi ke level 107,85 dollar AS per barrel.
Pengamat energi global Cyril Widdershoven mengatakan, invasi yang dilakukan Rusia terhadap Ukraina telah menjungkirbalikkan pasar energi global. Sebab hal itu membuat perdagangan minyak Rusia yang berkisar 4 juta barrel per hari di pasar global menjadi terganggu.
Baca juga: Link untuk Kirim Saran Penyusunan Aturan di IKN Nusantara
Seperti diketahui, Rusia merupakan negara pengekspor minyak mentah terbesar kedua di dunia dengan kontribusi 7 persen dari total minyak global.
Pandemi Covid-19 memang telah menganggu ekonomi global selama 2 tahun terakhir, namun pasar energi sempat berhasil kembali ke tingkat yang relatif stabil. Tetapi kini sanksi Amerika Serikat dan Inggris yang mengembargo minyak Rusia semakin memperketat pasokan minyak global.
"Negara-negara Barat yang bergantung pada energi sekarang meminta negara lain untuk meningkatkan produksi dan ekspor minyak, tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan energi global tetapi juga untuk melawan kenaikan harga yang cepat," ungkap Cyril dikutip dari Oilprice.com.
Saat ini, semua mata pun tertuju pada negara-negara pengekspor minyak bumi yang tergabung dalam OPEC untuk bisa memasok minyak lebih banyak ke pasar global. Ini menjadi satu-satunya pilihan untuk mengatasi permasalahan di pasar minyak dalam jangka pendek.
Cyril menilai, langkah Perdana Menteri (PM) Inggris Boris Johnson yang terbang ke Arab Saudi untuk membahas kemungkinan perjanjian investasi, terutama mendorong volume minyak tambahan dari Kerajaan Saudi, hingga saat ini belum membuahkan hasil dalam jangka pendek.
Adapun pada Kamis kemarin, harga minyak mentah dunia kembali melonjak lebih dari 8 persen ke level di atas 100 dollar AS per barrel. Padahal sebelumnya harga minyak dunia terus merosot hingga ke kisaran 95 dollar AS per barrel, setelah sempat melonjak ke level 139 dollar AS per barrel.
Baca juga: Kasasi Ditolak MA, Garuda Indonesia Harus Bayar Denda Rp 1 Miliar
Harga minyak dunia sempat semakin melemah ketika adanya negosiasi antara Rusia dan Ukraina untuk mengakhiri perang. Kabar negosiasi yang memberi harapan akan potensi gencatan senjata itu memang menjadi faktor utama yang membuat harga minyak turun baru-baru ini.
Namun, gencatan senjata itu justru tak kunjung terjadi. Pelaku pasar pesimis kesepakatan perdamaian kedua negara dapat dicapai dalam waktu dekat.
Pihak Rusia pun menyatakan belum ada kesepakatan terkait perdamaian dengan Ukraina. Kondisi tersebut membuat pasar minyak global kembali bergejolak.
Kini meroketnya harga minyak sedang diawasi ketat oleh para pemimpin AS, baik di Gedung Putih maupun Wall Street. Pasalnya, harga energi yang tinggi menjadi ancaman yang dapat memperburuk inflasi dan memperlambat perekonomian.
Baca juga: Pengamat: Subsidi Minyak Goreng Curah Harusnya Menggunakan Dana APBN
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. Read Again Vroh https://money.kompas.com/read/2022/03/21/112651126/awal-pekan-harga-minyak-dunia-naik-lagi-ke-level-110-dollar-as-per-barrelBagikan Berita Ini
0 Response to "Awal Pekan, Harga Minyak Dunia Naik Lagi ke Level 110 Dollar AS Per Barrel - Kompas.com - Kompas.com"
Posting Komentar