BATAM, SURYAKEPRI.COM – Upaya China mendorong e-RMB, mata uang digital yang dikelola oleh Pemerintah dan akan menjadi mata uang digital pertama yang dioperasikan oleh ekonomi utama, disebut akan memakan waktu dan proses yang sangat panjang untuk menjadi mata uang utama dunia.
Pandangan tersebut diutarakaan oleh salah satu pemerhati ekonomi asal Batam, Suyono Saputra, yang dihubungi melalui sambungan telepon, Sabtu (2/4/2020).
Hal ini diungkapkannya, melihat adanya mata uang digital lainnya, yaitu Bitcoin yang juga dikeluarkan oleh Negeri Tirai Bambu tersebut, dimana sejak diluncurkan pada tahun 2007 lalu hingga saat ini, Bitcoin masih tetap berpatokan terhadap Dollar Amerika sebagai nilai tukar.
“Hadir sejak 2007 lalu, namun hingga sekarang Bitcoin sendiri masih dinilai dengan berapa Dollar untuk harga satuannya,” paparnya.
Tidak hanya itu, proses panjang ini juga dibarengi dengan kesediaan negara lain dalam menggunakan e-RMB sebagai salah satu mata uang, yang wajib digunakan apabila ingin bertransaksi dengan China dalam bentuk perdagangan apapun.
Dalam waktu dekat ini, Suyono menuturkan, usaha dari Pemerintah China sendiri masih harus memantapkan penggunaan e-RMB sebagai mata uang baru di dalam negerinya sendiri, sebelum akhirnya berpikir untuk memasukkannya ke dalam perekonomian global.
“Karena untuk saat ini e-RMB sendiri masih seperti sistem pembayaran elektronik biasa, dengan nilai tukar mata uang China, yaitu Yuan. Artinya belum ada nilai tukar dari mata uang baru ini. Hal inilah yang harus digesa apabila ingin menggantikan Dollar Amerika dalam perekonomian global,” jelasnya.
Masih Uji Coba
Read Again Vroh https://suryakepri.com/2020/05/02/e-rmb-butuh-proses-panjang-gantikan-dollar-as-sebagai-mata-uang-utama-dunia/Bagikan Berita Ini
0 Response to "e-RMB Butuh Proses Panjang Gantikan Dollar AS Sebagai Mata Uang Utama Dunia - suryakepri"
Posting Komentar