TRIBUNBATAM.id - Virus Corona menghantam perekonomian dunia, termasuk Indonesia.
Indeks saham anjlok ke bawah level 4.000, nilai tukar rupiah pun kian mendekati Rp 17.000 per dolar AS, dan yield Surat Utang Negara (SUN) pun cetak rekor tertinggi di 8,308%.
Kondisi ini memicu kekhawatiran akan krisis ekonomi kembali terulang pada tahun ini
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan saat ini Indonesia dan dunia memang tengah menghadapi krisis.
Namun, krisis itu ialah krisis di bidang kesehatan dan kemanusiaan akibat pandemi virus corona.
Namun, Sri Mulyani meyakinkan bahwa saat ini krisis keuangan dan ekonomi belum terjadi.
“Ini yang sedang diupayakan oleh seluruh negara, yaitu agar jangan sampai kondisi ini menyebabkan krisis ekonomi, sosial, dan keuangan. Kami sedang mencoba untuk menanggulangi krisis kesehatan ini agar tidak menimbulkan spill-over,” tutur Sri Mulyani, Selasa (24/3/2020).
• Hantaman Corona, Rupiah Merosot Tajam, Begini Langkah Bank Indonesia
Ia tak memungkiri, pertumbuhan ekonomi di banyak negara akan mengalami kontraksi.
Termasuk ekonomi Indonesia yang pada proyeksinya saat ini hanya akan mampu tumbuh 2,5% hingga 3% di 2020.
“Ekonomi kontraksi, tapi tidak terjadi krisis. Bukan seperti 2008-2009 di mana bank dan lembaga keuangan jatuh bangkrut,” sambungnya.
Read Again Vroh https://batam.tribunnews.com/2020/03/25/rupiah-dekati-rp-17000-per-dollar-as-sri-mulyani-tegaskan-indonesia-tak-krisis-ekonomiBagikan Berita Ini
0 Response to "Rupiah Dekati Rp 17.000 per Dollar AS, Sri Mulyani Tegaskan Indonesia Tak Krisis Ekonomi - Tribun Batam"
Posting Komentar