TRIBUN-BALI.COM, JAKARTA -- Mata uang Garuda hari ini mengalami penguatan terhadap dollar AS saat dibuka dalam perdagangan di pasar spot Selasa (31/3/2020).
Penguatan rupiah ditopang oleh faktor eksternal terkait pulihnya ekonomi China setelah berhasil mengatasi wabah virus corona atau Covid-19.
Dilansir Kompas.com yang mengutip data Bloomberg rupiah dibuka di level Rp 16.330 per dollar AS, naik tipis 0,05 persen dibandingkan penutupan Senin pada Rp 16.338 per dollar AS.
Kepala Riset dan Edukasi PT Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan, rupiah hari ini berpeluang menguat dengan mengandalkan sentimen positif dari eksternal.
“ Rupiah hari ini bisa mendapatkan sentimen positif dari data Indeks aktivitas manufaktur dan non-manufaktur China versi pemerintah untuk bulan Maret 2020 yang dirilis melebihi ekspektasi dan masuk zona ekspansi,” kata Ariston kepada Kompas.com.
Hasil rilis data manufaktur ini menunjukkan pemulihan ekonomi di China setelah berhasil mengatasi pandemi wabah corona sejak awal tahun ini.
“Pulihnya ekonomi China bisa membantu perekonomian negara partnernya yang membutuhkan material dan pasar di China,” ungkapnya.
Di sisi lain, penguatan indeks saham AS, Dow Jones yang ditutup hijau atau naik 3,19 persen juga menjadi sentimen pendorong rupiah bergerak positif hari ini.
Namun faktor virus corona masih bisa membebani rupiah.
Ariston memproyeksikan rupiah hari ini akan bergerak pada kisaran Rp 16.200 per dollar AS sampai dengan dengan Rp 16.400 per dollar AS.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Rupiah Dibuka Menguat",
( Kiki Safitri )
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Mata Uang Garuda Menguat Pagi Ini Atas Dollar AS, Ditopang Isu Pulihnya Ekonomi China - Tribun Bali"
Posting Komentar