Search

'Dollar is The King', Awas Rupiah Bisa Dekati Rp 15.000/US$! - CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah melemah 0,2% melawan dolar Amerika Serikat (AS) ke Rp 14.780/US$ kemarin, membukukan pelemahan 2 hari beruntun. Dolar AS saat ini sedang trengginas, sehingga rupiah berisiko melemah lagi pada perdagangan Kamis (24/9/2020).

Pernyataan Charles Evans, Presiden The Fed Chicago, membuat dolar AS perkasa. Berbicara lewat daring di acara Official Monetary dan Financial Institution Forum, Evans mengatakan ekonomi AS berisiko dalam jangka panjang, mengalami pemulihan yang lambat, dan tidak bisa langsung keluar dari resesi tanpa bantuan stimulus fiskal. Evans juga melihat open-ended program pembelian aset The Fed (quantitative easing/QE) mampu menyediakan bagian penting untuk pemulihan ekonomi.

"Pernyataan Evans sangat hawkish. Ia menyebutkan QE dan menaikkan suku bunga sebelum target inflasi tercapai. Hal tersebut mengejutkan pasar," kata Edward Moya, analis pasar senior di Oanda New York, sebagaimana dilansir CNBC International, Selasa (22/9/2020).


"Segera setelah kita berhasil mengatasi virus corona, anda akan melihat ekspektasi kenaikan suku bunga meningkat, dan seharusnya membuat dolar terus menguat," tambahnya.

Bursa saham AS yang kemarin merosot diikuti dengan ambrolnya harga emas dunia membuat dolar AS kian berjaya.

Ambrolnya 2 aset berbeda status tersebut (saham aset berisiko, emas aset safe haven), mengingatkan kembali dengan istilah "cash is the king" yang muncul di bulan Maret lalu, bukan sembarang cash, tetapi dolar AS. Saat itu, investor beralih ke dolar AS, dampaknya rupiah merosot hingga lebih dari 17% ke Rp 16.620/US$ yang merupakan level terlemah sejak krisis moneter 1998.

Indeks dolar AS kemarin membukukan penguatan 0,43% ke 94,39 dan berada di level tertinggi sejak 27 Juli. Indeks yang mengukur kekuatan dolar AS tersebut juga sudah membukukan penguatan 3 hari beruntun, dengan total 1,58%.

Secara teknikal, rupiah yang disimbolkan USD/IDR kembali ke atas US$ 14.730/US$, yang menjadi kunci pergerakan hari ini.

Level US$ 14.730/US$ merupakan Fibonnaci Retracement 61,8%. Fibonnaci Retracement tersebut ditarik dari level bawah 24 Januari (Rp 13.565/US$) lalu, hingga ke posisi tertinggi intraday 23 Maret (Rp 16.620/US$).

Sementara itu indikator stochastic kini sudah turun mendekati wilayah jenuh jual (oversold).

idrGrafik: Rupiah (USD/IDR) Harian
Foto: Refinitiv

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

Dengan Stochastic yang belum mencapai oversold, artinya rupiah berisiko kembali tertekan.

Rupiah saat ini tertahan di resisten 14.780/US$, jika bergerak konsisten di atasnya, Mata Uang Garuda berisiko melemah ke Rp 14.845/US$. Penembusan di atas level tersebut akan membawa rupiah ke Rp 14.900/US$ bahkan berisiko lebih tinggi lagi mendekati Rp 15.000/US$.

Rp 14.730/US$ menjadi support terdekat, jika berhasil ditembus rupiah berpeluang menguat ke Rp 14.690/US$. Support selanjutnya berada di level Rp 14.650/US$.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


[Gambas:Video CNBC]

(pap/pap)

Let's block ads! (Why?)

Read Again Vroh https://www.cnbcindonesia.com/market/20200924081748-17-189041/dollar-is-the-king-awas-rupiah-bisa-dekati-rp-15000-us-

Bagikan Berita Ini

0 Response to "'Dollar is The King', Awas Rupiah Bisa Dekati Rp 15.000/US$! - CNBC Indonesia"

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.